Ikan hias air tawar merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang saat ini banyak menghasilkan devisa. Nilai ekspornya sangat besar dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Setiap bulannya ada sekitar puluhan juta ekor ikan hias air tawar diekspor ke mancanegara.
Peluang pasar terutama ekspor ke berbagai negara seperti Asia, Amerika, Eropa, Timur Tengah dan Australia masih terbuka. Ini disebabkan ekspor Indonesia baru bisa mengisi 20 % permintaan pasar dunia. Dengan sekitar 60 eksportir saat ini, masih terbuka peluang bagi 30 eksportir untuk dapat mengisi pasokan ikan hias dunia. Agar dapat lebih berhasil dalam membudidayakan ikan hias, pembudidaya perlu pengetahuan tentang tingkah laku ikan, pakan, serta beberapa faktor lain. Faktor utama dalam pembudidaya ikan hias air tawar adalah sarana dan prasarana serta sarat pemijahannya.
salah satu ikan hias yang menjadi permintaan ekspor adalah ikan hias Neon Tetra.
Ikan neon tetra merupakan ikan asli Amerika Latin dimana penyebarannya meliputi seluruh system irigasi sungai Amazon, Brazil. Ikan ini merupakan salah satu komoditas ekspor yang banyak diminta oleh eksportir. Selain itu budidaya ikan ini tergolong cepat, mulai dari tahap penetasan sampai dengan siap jual. Biasanya petani menggunakan akuarium untuk membudidayakan ikan ini mulai dari skala kecil hingga skala menengah. Ikan ini termasuk jenis omnivora dimana pakannya dapat berupa pakan alami seperti Daphnia, cacing tubifeks atau pakan buatan.
II. MENGENAL IKAN NEON TETRA
2.1
Taksonomi
Klasifikasi ikan Neon Tetra menurut (Pinus Lingga dan Heru Susanto 1989)
sebagai berikut:
Ordo : Ostariophysoidei
Sub ordo : Characioidea
Famili : Characidae
Sub Famili : Cheirodontinae
Genus : Hyphessobrycon
Spesies
: (Paracheirodon inessi)
Gambar
1. Ikan Neon Tetra
2.1
Morfologi
Bentuk badannya pipih
ke samping, sangat tipis. Punggung berwarna kuning kecoklatan dengan perut
putih kekuningan. Garis neon berwarna biru hijau mewarnai sisi badannya, mulai
dari depan mata, memanjang hingga samping sirip adipose. Di bawah warna neon
ini terdapat warna merah mencolok, dimulai dari sebelah tengah berbatasan
dengan sirip punggung hingga kesebelah belakang. Batang ekor dan sirip ekor
bagian tengah juga ternoda oleh warna merah darah ini.
Sirip-sirip berwarna
bening, transparan, kecuali sirip ekor yang mendapat warna merah dari badannya.
Sebelah depan sirip anal dan sirip punggung berwarna putih susu. Pupil mata
berwarna biru hijau pelangi dengan sebelah alas bintik-bintik kekilauan.
Ikan betina akan selalu
mempunyai postur lebih gemuk dibandingkan ikan jantan, disertai bentuk perut
yang membulat. Sedangkan ikan jantan mempunyai bentuk tubuh yang langsing
dengan perut pipih. (Darti Satyani Lesmana dan Iwan Darmana).
III. TEKNIK PEMBENIHAN
2.1.
Persiapan Sarana dan Prasarana
Untuk melaksanakan usaha pembenihan ikan Neon Tetra
mutlak dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai. Dibawah ini adalah sarana dan
prasarana yang diperlukan dalam pembenihan ikan neon tetra :
1. Bangunan
hatchery, yang digunakan untuk pembenihan ikan Neon Tetra agar terkontrol.
2. Sumber
air ; air yang digunakan untuk pembenihan dapat berasal dari air sumur maupun
PDAM dengan peryaratan air mengandung ph < 6,4 oksigen terlarut 6-8 ppm dan
nilai dH 4.
3. Pompa
air ; digunakan untuk mendistribusikan air.
4. Blower
; digunakan untuk menyuplai kebutuhan oksigen terlarut dalam akuarium yang
dipasang secara paralel.
5. Bak
penampungan permanen ; dugunakan sebagai wadah penampungan air untuk
menetralkan air yang berasal dari sumbernya sehingga kualitasnya sesuai untuk
media hidup ikan.
6. Instalasi
listrik ; digunakan untuk mengoperasikan pompa, blower, serta penerangan.
7. Freezer
; sebagai penyimpan pakan pakan beku (cacing darah dan daphnia) agar tetap
awet.
8. Akuarium
; digunkan sebagai media pemeliharaan induk, penetasan telur dan pemeliharaan
larva.
Ukuran akuarium sangat berfariasi,
namun ukuran yang umum dipakai adalah
100 cm x 40 cm atau 90 cm x 40 cm x 35 cm. ketebalan akuarium sekitar 5 mm.
Untuk pemijahan dan penetasan telur ikan tetra, ukuran akuariumnya cukup 20 cm
x 20 cm x 20 cm atau 20 cm x 20 cm x 25 cm dengan ketebalan kaca 3 mm.
9. Peralatan
Perikanan Penunjang
· Seser
:Untuk larva ikan atau makhluk renik lainnya mata jaringnya harus halus.
Konstruksinya disesuaikan dengan ukuran, bentuk dan tempat hidupnya ikan hias.
· Selang
: Untuk mengeringkan atau mengisi air akuarium. Sebagai penyalur oksigen
dari blower.
· Alat
Pembersih akuarium : Pisau pembersih kaca (guillet, dll), batu magnit pembersih
kaca, sponge atau lap
· Filter
dengan pompa air : Berfungsi sebagai pembersih air secara mekanis
· Thermometer
: sebagai pengukur suhu
· Heater
dan Thermostat : Berfungsi sebagai pemanas dan pengatur panas air dalam
akuarium
· pH
meter : fungsinya seperti pengatur kadar garam hanya yang diukur adalah
banyaknya kadar ion H dan OH (Hidroksil), dengan mengetahui pH dapat diatur
dengan menambah basa atau asam sesuai dengan pH yang tepat untuk ikan
· Lampu
listrik : Berfungsi sebagai penerangan ditempat gelap, berfungsi sebagai
pemanas air.
10. Pakan
11. Obat-obatan
12. Tenaga
kerja, dan lain-lain.
Ikan Neon Tetra dapat dijadikan induk setelah
umurnya mencapai 6-7 bulan dengan ukuran panjang ± 3 cm. Untuk mencapai hasil yang optimal,
induk harus dipelihara dengan baik, antara lain dengan pemberian pakan yang
baik seperti jentik nyamuk, cacing tubifex, atau chironomous dengan frekuensi
pemberian dua kali sehari (pagi dan sore) karena jenis-jenis pakan tersebut
memiliki kandungan protein yang cukup tinggi sehingga akan mempercepat
perkembangan gonad.
Ikan jantan
yang sudah dewasa badanya lebih ramping dengan garis lurus di kedua sisi badan
seperti lampu neon. Sebaliknya induk betina badanya pendek bulat, bentuk garis
neonnya bengkok, dan perutnya agak buncit.
2.3. Proses Pemijahan
Cara memijahkan ikan jenis ini memerlukan ketekunan serta
pengalaman yang lama. Adapun untuk
memijahkan ikan ini di perlukan syarat-syarat
tertentu antaralain:
1.
Air
harus steril dan bersifat asam (pH lebih kecil dari 6,4)
2.
Senang
pada tempat yang gelap.
3.
Suhu
sekitar 200C
Untuk
memijahkan ikan ini diperlukan tahapan sebagai berikut:
1.
Pisahkan
induk-induk neon tetra.
2.
Air
hujan ditampung dan didiamkan sampai + 2 minggu.
3.
Tempat
yang dipergunakan untuk membiakkan, ikan
tersebut dibersihkan terlebih dahulu dan dicuci dengan tawas.
4.
Masukkan
air hujan tersebut kedalam tempat pemijahan.
5.
Tetesi
dengan air rendaman kayu asam.
6.
Didiamkan
2 ~ 3 hari.
7.
Masukan
penempel telur kemudian induk lepaskan sebanyak 3 ekor pada setiap akuarium yang terdiri dari seekor
jantan dan 2 ekor betina, lalu tutup kembalai bagian atas akuarium.
Pemijahan dilakukan di akuarium berukuran 20 x 20 x
20 cm dengan ketinggian air ±30 cm. Karena suasana yang diinginkannya gelap,
maka sisi bagian akuarium harus di cat hitam atau dibungkus kertas karbon
setiap kali akan memijahkan. Akuarium dilengkapi dengan aerator untuk menyuplai
oksigen. Ikan neon tetra akan menempelkan telurnya pada substrat yang halus,
misalnya hydrilla dalam akuarium pemijahan. Karena ikan Neon Tetra cenderung
menyukai suasana yang gelap dan tenang, maka pada dinding akuarium dapat
ditempelkan kertas atau plastik yang berwarna gelap. Segera setelah pemijahan selesai,
induk ditangkap dan dipindahkan ke tempat pemeliharaan semula. Sewaktu
pemindahan induk dari tempat pemijahan, jaga telur jangan sampai terkena sinar
atau cahaya secara langsung. Tutplah kembali akuarium rapat-rapat selama 24
jam. Jika diyakini telur sudah menetas selubung dan tutup akuarium dibuka
secara bertahap. Setelah berusia 3-4 hari, larva diberi pakan infusoria atau
rotifer. Jumlah telur yang dihasilkan
setiap induk berkisar antara 800-1.200 butir. (Lingga Pinus dan Heru Susanto,
1989).
2.4. Penetasan Telur
Setelah proses pemijahan selesai maka sebaiknya
induk yang telah memijah diangkat dan
dipindahkan ke tempat pemeliharaan induk. Pada air media penetasan sebaiknya
ditambahkan obat anti jamur, antara lain methyline blue dengan dosis 1
ppm. Peletakan akuarium pada tempat yang gelap. Untuk menjaga kestabilan suhu,
maka pada media penetasan telur tersebut digunakan water heater yang
dipasang pada suhu 22-24 0C. Setelah 24 jam, telur akan menetas
dengan derajat penetasan telur (hatching rate) berkisar 70-90%. Larva
akan bergerak-gerak, sebagian kecil ada yang lepas dari substrat dan jatuh ke
dasar akuarium dan sebagian lagi menggantung pada substrat.
2.5. Pemeliharaan Larva
Larva dalam akuarium pemijahan tidak boleh dibiarkan
terlalu lama, meskipun diberi pakan. Kapasitas ukuran akuarium yang terlalu
kecil tidak mampu membesarkan benih secara normal dan sempurna. Oleh karena
itu, benih selanjutnya dipindahkan ke akuarium yang lebih besar misalnya 80 x
40 x 40 cm atau 100 x 50 x 40 cm.
Benih dipindahkan setelah 6 hari dilepaskan kedalam
akuarium pendederan pagi atau sore hari dengan menyertakan sebagian air lama.
Pakan yang lebih cocok adalah rotifer, infusorea, nauplia artemia, kutu air
sari, dan kemudian cacing sutra yang
diberikan 3 kali sehari.
2.6. Penyakit dan Penanggulangannya
Penyakit ini diketahui khusus menyerang ikan neon tetra dan
beberapa spesies terkait lainnya. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa
ikan lain imune terhadapnya. Beberapa jenis cichlid seperti manvis, dan
cyprinid seperti Rasbora dan Barb, dilaporkan menjadi korban pula dari penyakit
ini.
a.
Gejala
Warna ikan memucat dan disertai dengan hilangnya garis
merah. Pada infeksi ringan bisa tidak menunjukkan gejala apa-apa.
Sedangkan pada gejala menengah sampai parah, selain warna memucat dan
kehilangan warna merah, juga sering disertai dengan timbulnya bercak-bercak
putih dibawah kulit. Munculnya bercak putih menunjukkan terjadinya
kerusakan pada jaringan otot ikan. Disamping gejala tersebut diatas ikan
yang terinfeksi dapat pula menunjukkan gejala malas/lesu, kesulitan berenang,
dan kehilangan berat badan (kurus).
b.
Penyebab
Disebabkan oleh parasit Pleistophora
hyphessobryconis. Penyebaran penyakit pada umumnya terjadi melalui
spora yang terbawa oleh pakan, atau melalui bagian ikan terinfeksi yang mati
dan dimakan oleh ikan yang bersangkutan. Infeksi dapat pula dipicu oleh kondisi
kualitas air yang memburuk atau tidak sesuai dengan kebutuhan neon tetra. Oleh
karena itu, sebelum melakukan perlakuan apapun terhadap penyakit ini,
pastikan terlebih dahulu bahwa kondisi air akuariumnya sudah ideal untuk
kehidupan ikan neon tetra.
Setelah berada dalam usus ikan, parasit akan masuk
kedalam jaringan tubuh dan menggandakan diri disana kemudian
menyebar. Jaringan yang mengandung parasit akan mati, warnanya mejadi pucat
kemudian berubah berwarna putih.
c.
Pencegahan
dan Perawatan
Belum ada obat-obatan yang diketahui efektif untuk mengatasi
infeksi Pleistphora. Meskipun demikian tidak ada salahnya mencoba
obat-obatan yang ditawarkan di toko akuarium yang disiapkan untuk panyakit
tersebut. Percobaan pengobatan dengan
menggunakan methyline blue diketahui cukup menjanjikan. Pencegahan tampaknya merupakan hal yang sangat
dianjurkan untuk menghidar dari infeksi penyakit. Untuk itu jagalah supaya
kualitas air tetap optimum dan parameternya sesuai bagi kebutuhan hidup neon
tetra. Spora pleisthopora dapat bertahan hingga beberapa bulan dalam akuarium,
sehingga usaha untuk menghilangkan penyakit ikan neon tetra ini secara tuntas
relatif sulit dilakukan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonimous. Ikan Hias Air Tawar dan Prospeknya.
Jakarta : Departemen Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya, 2003.
Deden Daelami
A.S, Ikan Hias Air Tawar.
Jakarta : Penebar Swadaya, 2001.
Lingga
Pinus dan Heru Susanto, 1989, Ikan Hias
Air Tawar, Penebar Swadaya Jakarta.
Lingga
Pinus dan Heru Susanto, 2001, Ikan Hias
Air Tawar, Penebar Swadaya Jakarta.
Saryani
Darti Lesmana dan Iwan Darmawan, 2001, Budidaya
ikan Hias Air Tawar Populer, Penebar Swadaya Jakarta
Team Agro Media
Pustaka. Neon tetra.
Jakarta : Agro media Pustaka, 2004.
Whendarto dan
Madyana. Ikan Hias : Pemeliharaan,
Penyakit dan Pengobatan. Semarang : Eka Offset, 1988
Tidak ada komentar:
Posting Komentar