Sabtu, 20 Desember 2014

PEMBENIHAN IKAN NEON TETRA (Paracgeirodon Innesi)

I. PENDAHULUAN


Ikan hias air tawar merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang saat ini banyak menghasilkan devisa. Nilai ekspornya sangat besar dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Setiap bulannya ada sekitar puluhan juta ekor ikan hias air tawar diekspor ke mancanegara. 

Peluang pasar terutama ekspor ke berbagai negara seperti Asia, Amerika, Eropa, Timur Tengah dan Australia masih terbuka. Ini disebabkan ekspor Indonesia baru bisa mengisi 20 % permintaan pasar dunia. Dengan sekitar 60 eksportir saat ini, masih terbuka peluang bagi 30 eksportir untuk dapat mengisi pasokan ikan hias dunia. Agar dapat lebih berhasil dalam membudidayakan ikan hias, pembudidaya perlu pengetahuan tentang tingkah laku ikan, pakan, serta beberapa faktor lain. Faktor utama dalam pembudidaya ikan hias air tawar adalah sarana dan prasarana serta sarat pemijahannya.
salah satu ikan hias yang menjadi permintaan ekspor adalah ikan hias Neon Tetra.

Ikan neon tetra merupakan ikan asli Amerika Latin dimana penyebarannya meliputi seluruh system irigasi sungai Amazon, Brazil. Ikan ini merupakan salah satu komoditas ekspor yang banyak diminta oleh eksportir. Selain itu budidaya ikan ini tergolong cepat, mulai dari tahap penetasan sampai dengan siap jual. Biasanya petani menggunakan akuarium untuk membudidayakan ikan ini mulai dari skala kecil hingga skala menengah. Ikan ini termasuk jenis omnivora dimana pakannya dapat berupa pakan alami seperti Daphnia, cacing tubifeks atau pakan buatan.

II. MENGENAL IKAN NEON TETRA



2.1         Taksonomi
Klasifikasi ikan Neon Tetra menurut (Pinus Lingga dan Heru Susanto 1989) sebagai berikut:
Ordo                      : Ostariophysoidei
Sub ordo               : Characioidea
Famili                    : Characidae
Sub Famili             : Cheirodontinae
Genus                    : Hyphessobrycon
Spesies                  : (Paracheirodon inessi)


Gambar 1.  Ikan Neon Tetra



2.1         Morfologi
Bentuk badannya pipih ke samping, sangat tipis. Punggung berwarna kuning kecoklatan dengan perut putih kekuningan. Garis neon berwarna biru hijau mewarnai sisi badannya, mulai dari depan mata, memanjang hingga samping sirip adipose. Di bawah warna neon ini terdapat warna merah mencolok, dimulai dari sebelah tengah berbatasan dengan sirip punggung hingga kesebelah belakang. Batang ekor dan sirip ekor bagian tengah juga ternoda oleh warna merah darah ini.
Sirip-sirip berwarna bening, transparan, kecuali sirip ekor yang mendapat warna merah dari badannya. Sebelah depan sirip anal dan sirip punggung berwarna putih susu. Pupil mata berwarna biru hijau pelangi dengan sebelah alas bintik-bintik kekilauan.
Ikan betina akan selalu mempunyai postur lebih gemuk dibandingkan ikan jantan, disertai bentuk perut yang membulat. Sedangkan ikan jantan mempunyai bentuk tubuh yang langsing dengan perut pipih.  (Darti Satyani Lesmana dan Iwan Darmana).


III. TEKNIK PEMBENIHAN



2.1.  Persiapan Sarana dan Prasarana
Untuk melaksanakan usaha pembenihan ikan Neon Tetra mutlak dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai. Dibawah ini adalah sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pembenihan ikan neon tetra :
1.    Bangunan hatchery, yang digunakan untuk pembenihan ikan Neon Tetra agar terkontrol.
2.    Sumber air ; air yang digunakan untuk pembenihan dapat berasal dari air sumur maupun PDAM dengan peryaratan air mengandung ph < 6,4 oksigen terlarut 6-8 ppm dan nilai dH 4.
3.    Pompa air ; digunakan untuk mendistribusikan air.
4.    Blower ; digunakan untuk menyuplai kebutuhan oksigen terlarut dalam akuarium yang dipasang secara paralel.
5.    Bak penampungan permanen ; dugunakan sebagai wadah penampungan air untuk menetralkan air yang berasal dari sumbernya sehingga kualitasnya sesuai untuk media hidup ikan.
6.    Instalasi listrik ; digunakan untuk mengoperasikan pompa, blower, serta penerangan.
7.    Freezer ; sebagai penyimpan pakan pakan beku (cacing darah dan daphnia) agar tetap awet.
8.    Akuarium ; digunkan sebagai media pemeliharaan induk, penetasan telur dan pemeliharaan larva.
Ukuran akuarium sangat berfariasi, namun  ukuran yang umum dipakai adalah 100 cm x 40 cm atau 90 cm x 40 cm x 35 cm. ketebalan akuarium sekitar 5 mm. Untuk pemijahan dan penetasan telur ikan tetra, ukuran akuariumnya cukup 20 cm x 20 cm x 20 cm atau 20 cm x 20 cm x 25 cm dengan ketebalan kaca 3 mm.
9.    Peralatan Perikanan Penunjang
·      Seser :Untuk larva ikan atau makhluk renik lainnya mata jaringnya harus halus. Konstruksinya disesuaikan dengan ukuran, bentuk dan tempat hidupnya ikan hias.
·      Selang : Untuk mengeringkan atau mengisi air akuarium. Sebagai penyalur oksigen dari  blower.
·      Alat Pembersih akuarium : Pisau pembersih kaca (guillet, dll), batu magnit pembersih kaca, sponge atau lap
·      Filter dengan pompa air : Berfungsi sebagai pembersih air secara mekanis
·      Thermometer : sebagai pengukur suhu
·      Heater dan Thermostat : Berfungsi sebagai pemanas dan pengatur panas air dalam akuarium
·      pH meter : fungsinya seperti pengatur kadar garam hanya yang diukur adalah banyaknya kadar ion H dan OH (Hidroksil), dengan mengetahui pH dapat diatur dengan menambah basa atau asam sesuai dengan pH yang tepat untuk ikan
·      Lampu listrik : Berfungsi sebagai penerangan ditempat gelap, berfungsi sebagai pemanas air.
10.    Pakan
11.    Obat-obatan
12.    Tenaga kerja, dan lain-lain.

2.2. Seleksi Induk
   
Ikan Neon Tetra dapat dijadikan induk setelah umurnya mencapai 6-7 bulan dengan ukuran panjang  ± 3 cm. Untuk mencapai hasil yang optimal, induk harus dipelihara dengan baik, antara lain dengan pemberian pakan yang baik seperti jentik nyamuk, cacing tubifex, atau chironomous dengan frekuensi pemberian dua kali sehari (pagi dan sore) karena jenis-jenis pakan tersebut memiliki kandungan protein yang cukup tinggi sehingga akan mempercepat perkembangan gonad.
   Ikan jantan yang sudah dewasa badanya lebih ramping dengan garis lurus di kedua sisi badan seperti lampu neon. Sebaliknya induk betina badanya pendek bulat, bentuk garis neonnya bengkok, dan perutnya agak buncit.

2.3.  Proses Pemijahan
Cara memijahkan ikan jenis ini memerlukan ketekunan serta  pengalaman  yang  lama.  Adapun  untuk  memijahkan  ikan  ini  di  perlukan syarat-syarat tertentu antaralain:
1.      Air harus steril dan bersifat asam (pH lebih kecil dari 6,4)
2.      Senang pada tempat yang gelap.
3.      Suhu sekitar 200C
Untuk memijahkan ikan ini diperlukan tahapan sebagai berikut:
1.      Pisahkan induk-induk neon tetra.
2.      Air hujan ditampung dan didiamkan sampai + 2 minggu.
3.      Tempat  yang  dipergunakan  untuk  membiakkan,  ikan  tersebut  dibersihkan terlebih dahulu dan dicuci dengan tawas.
4.      Masukkan air hujan tersebut kedalam tempat pemijahan.
5.      Tetesi dengan air rendaman kayu asam.
6.      Didiamkan  2 ~ 3 hari.
7.      Masukan penempel telur kemudian induk lepaskan sebanyak 3 ekor  pada setiap akuarium yang terdiri dari seekor jantan dan 2 ekor betina, lalu tutup kembalai bagian atas akuarium.
Pemijahan dilakukan di akuarium berukuran 20 x 20 x 20 cm dengan ketinggian air ±30 cm. Karena suasana yang diinginkannya gelap, maka sisi bagian akuarium harus di cat hitam atau dibungkus kertas karbon setiap kali akan memijahkan. Akuarium dilengkapi dengan aerator untuk menyuplai oksigen. Ikan neon tetra akan menempelkan telurnya pada substrat yang halus, misalnya hydrilla dalam akuarium pemijahan. Karena ikan Neon Tetra cenderung menyukai suasana yang gelap dan tenang, maka pada dinding akuarium dapat ditempelkan kertas atau plastik yang berwarna gelap. Segera setelah pemijahan selesai, induk ditangkap dan dipindahkan ke tempat pemeliharaan semula. Sewaktu pemindahan induk dari tempat pemijahan, jaga telur jangan sampai terkena sinar atau cahaya secara langsung. Tutplah kembali akuarium rapat-rapat selama 24 jam. Jika diyakini telur sudah menetas selubung dan tutup akuarium dibuka secara bertahap. Setelah berusia 3-4 hari, larva diberi pakan infusoria atau rotifer.  Jumlah telur yang dihasilkan setiap induk berkisar antara 800-1.200 butir. (Lingga Pinus dan Heru Susanto, 1989).

2.4. Penetasan Telur
Setelah proses pemijahan selesai maka sebaiknya induk  yang telah memijah diangkat dan dipindahkan ke tempat pemeliharaan induk. Pada air media penetasan sebaiknya ditambahkan obat anti jamur, antara lain methyline blue dengan dosis 1 ppm. Peletakan akuarium pada tempat yang gelap. Untuk menjaga kestabilan suhu, maka pada media penetasan telur tersebut digunakan water heater yang dipasang pada suhu 22-24 0C. Setelah 24 jam, telur akan menetas dengan derajat penetasan telur (hatching rate) berkisar 70-90%. Larva akan bergerak-gerak, sebagian kecil ada yang lepas dari substrat dan jatuh ke dasar akuarium dan sebagian lagi menggantung pada substrat.


 2.5. Pemeliharaan Larva
Larva dalam akuarium pemijahan tidak boleh dibiarkan terlalu lama, meskipun diberi pakan. Kapasitas ukuran akuarium yang terlalu kecil tidak mampu membesarkan benih secara normal dan sempurna. Oleh karena itu, benih selanjutnya dipindahkan ke akuarium yang lebih besar misalnya 80 x 40 x 40 cm atau 100 x 50 x 40 cm.
Benih dipindahkan setelah 6 hari dilepaskan kedalam akuarium pendederan pagi atau sore hari dengan menyertakan sebagian air lama. Pakan yang lebih cocok adalah rotifer, infusorea, nauplia artemia, kutu air sari,  dan kemudian cacing sutra yang diberikan 3 kali sehari.

2.6.  Penyakit dan Penanggulangannya
Penyakit ini diketahui khusus menyerang ikan neon tetra dan beberapa spesies terkait lainnya.  Meskipun demikian, tidak berarti bahwa ikan lain imune terhadapnya.  Beberapa jenis cichlid seperti manvis, dan cyprinid seperti Rasbora dan Barb, dilaporkan menjadi korban pula dari penyakit ini. 


a.  Gejala
Warna ikan memucat dan disertai dengan hilangnya garis merah. Pada infeksi ringan bisa tidak menunjukkan gejala apa-apa.  Sedangkan pada gejala menengah sampai parah, selain warna memucat dan kehilangan warna merah, juga sering disertai dengan timbulnya bercak-bercak putih dibawah kulit.  Munculnya bercak putih menunjukkan terjadinya kerusakan pada jaringan otot ikan. Disamping gejala tersebut diatas ikan yang terinfeksi dapat pula menunjukkan gejala malas/lesu, kesulitan berenang, dan kehilangan berat badan (kurus).

b.   Penyebab
Disebabkan oleh parasit Pleistophora hyphessobryconis.  Penyebaran penyakit pada umumnya terjadi melalui spora yang terbawa oleh pakan, atau melalui bagian ikan terinfeksi yang mati dan dimakan oleh ikan yang bersangkutan. Infeksi dapat pula dipicu oleh kondisi kualitas air yang memburuk atau tidak sesuai dengan kebutuhan neon tetra. Oleh karena itu, sebelum melakukan perlakuan apapun  terhadap penyakit ini, pastikan terlebih dahulu bahwa kondisi air akuariumnya sudah ideal untuk kehidupan ikan neon tetra.
Setelah berada dalam usus ikan,  parasit akan masuk kedalam jaringan tubuh  dan menggandakan diri  disana kemudian menyebar. Jaringan yang mengandung parasit akan mati, warnanya mejadi pucat kemudian berubah berwarna putih.

c.   Pencegahan dan Perawatan
Belum ada obat-obatan yang diketahui efektif untuk mengatasi infeksi Pleistphora.  Meskipun demikian tidak ada salahnya mencoba obat-obatan yang ditawarkan di toko akuarium yang disiapkan untuk panyakit tersebut.  Percobaan pengobatan dengan menggunakan methyline blue diketahui cukup menjanjikan.  Pencegahan tampaknya merupakan hal yang sangat dianjurkan untuk menghidar dari infeksi penyakit. Untuk itu jagalah supaya kualitas air tetap optimum dan parameternya sesuai bagi kebutuhan hidup neon tetra. Spora pleisthopora dapat bertahan hingga beberapa bulan dalam akuarium, sehingga usaha untuk menghilangkan penyakit ikan neon tetra ini secara tuntas relatif sulit dilakukan.



DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. Ikan Hias Air Tawar dan Prospeknya. Jakarta : Departemen Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2003.

Deden Daelami A.S, Ikan Hias Air Tawar. Jakarta : Penebar Swadaya, 2001.

Lingga Pinus dan Heru Susanto, 1989, Ikan Hias Air Tawar, Penebar Swadaya Jakarta.

Lingga Pinus dan Heru Susanto, 2001, Ikan Hias Air Tawar, Penebar Swadaya Jakarta.

Saryani Darti Lesmana dan Iwan Darmawan, 2001, Budidaya ikan Hias Air Tawar Populer, Penebar Swadaya Jakarta

Team Agro Media Pustaka. Neon tetra. Jakarta : Agro media Pustaka, 2004.

Whendarto dan Madyana. Ikan Hias : Pemeliharaan, Penyakit dan Pengobatan. Semarang : Eka Offset, 1988
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar