Senin, 11 Mei 2015

DAMPAK POSITIF PENERAPAN MORATORIUM (PERMEN No. 56/PERMEN-KP/2014)



Menjaga kelestarian laut dari berbagai ancaman, baik itu ancaman dari luar ataupun ancaman dari dalam bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, apa lagi hanya dibebankan pada Kementerian Kelautan dan Perikanan saja , melainkan menjadi tanggung jawab semua masyarakat Indonesia untuk kesejahteraan bangsa. Sumberdaya laut Indonesia merupakan slah satu kekayaan alam Indonesia yang patut kita jaga. Baik itu dari kerusakan ataupun pencurian oleh Negara-negara lain yang berdekatan dengan Negara Indonesia. Karena begitu banyak kekayaan laut Indonesia yang sudah dicuri. Berdasarkan data, Negara ditaksir mengalami kerugian   Rp101 triliun per tahunnya, akibat pencurian ikan di laut Indonesia.  Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara), menaksir kerugian itu meningkat tiap tahunnya, karena masih lemahnya pengawasan dan penindakan kepada nelayan dan kapal ikan asing (sinarharapan.com, September 2014). 

Kebijakan moratorium yang diterapkan kementerian Kelautan dan perikanan yang tertuang dalam Permen KP No. 56/PERMEN-KP/2014 memberikan dapak positif terhadap nelayan Maluku uatara pada khususnya dan cukup ampuh mengurangi pencurian ikan. Moratorium yang diterapkan sejak penghujung tahun 2014 lalu cukup dirasakan manfaatnya oleh nelayan khususnya 3 (tiga) bulan terakhir . berdasarkan hasil wawancara dengan berberapa nelayan yang mendaratkan ikan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Ternate sejak diterapkannya moratorium, diantanya meningkatnya jumlah hari operasi, yang sebelumnya hanya 15 hari operasi menjadi 25 hari operasi setiap bulannya. Dengan kata lain terjadi peningkatan jumlah trip setiap bulannya, yang sebelummnya 5-7 trip per bulan menjadi 10-12 trip per bulan (khusus untuk kapal pole and line). Selain itu produksi pun menjadi meningkat yang sebelumnya 1,5 -2 ton per trip menjadi 3-5 ton per trip (untuk kapal Pole and line) sedangkan untuk kapal Hand line tuna terjadi peningkatan produksi yang sebelumnya 10-15 ton per bulan menjadi 30 ton per bulan. Sementara untuk kapal-kapal puse seine peningkatan produksi tidak terlalu signifikan yang sebelumnya 15-20 ton per bulan menjadi 25-30 ton per bulan.


 Foto : Aktivitas pembongkaran Ikan Di PPN Ternate Mei 2015


Selain itu dampak lain yang di rasakan oleh nelayan pada saat melakukan aktivitas penangkapan di daerah fishing ground tidak menemukan lagi  kapal-kapal yang berukuran besar khususnya kapal-kapal asing baik itu yang menggunakan alat tangkap Purse seine atau pun Hand line. Dengan kata lain penerapan Moratorium secara tidak langsung memberikan damapak mengurangi ilegar fishing.  Sehingga sebagian besar nelayan Maluku Utara mengaku sangat senang dan setuju dengan penerapan moratorium tersebut. Nelayan berharap penerapan moratorium tersebut dapat diteruskan untuk perbaikan yang lebih baik dan dapat mengurangi pencurian ikan oleh kapal-kapal asing yang tidak taat terhadapa pendataan.

Referensi
http://sinarharapan.co/news/read/140924128/-i-duh-i-ratusan-triliun-kekayaan-negara-hilang-dari-hasil-laut

Rabu, 06 Mei 2015

MENGENAL JENIS-JENIS PLASTIK UNTUK PRODUK PERIKANAN

Plastik merupakan salah satu bahan yang sering kita jumpai dimana-mana, baik itu di pasar, di swalayan, di rumah bahkan dikebun pun kita sering menemukan Plastik. Plastik digunakan untuk membungkus berbagai macam bahan, mulai dari bahan keras maupun lunak, bahan non pangan dan bahan pangan. Diera moedernisasi Plastik oleh masyarakat digunakan sebagai bahan kemasan. Karena bentuknya yang simple dan praktis serta mudah didapatkan adalah alas an masyarakat lebihn cendreung menggunakan Plastik dibanding dengan bahan penegmas atau pembungkus lainnya. Selain itu Plastik juga tahan air sehingga dapat melindungi bahan yang dikemas.
Seiring perkembangan zaman Plastik dikenal oleh semua kalangan masyarakat di dunia dan digunakan untuk beragam jenis keperluan.salah satunya adalah digunakan sebagai pembungkus makanan. Contoh produk yang dikemas menggunakan plastik fleksibel yaitu keripik, tahu, tempe dan termasuk produk perikanan. Sedangkan untuk mengemas produk yang memerlukan perlindungan seperti produk yang berbentuk cair atau pasta maka digunakan plastik yang kaku namun bisa dibentuk, misalnya kemasan dalam bentuk botol, kotak atau jerigen plastik.
Produk perikanan yang tergolong dalam kategori pangan juga banyak dikemas menggunakan Plastik. Apalagi saati ini industry perikanan sudah mengalami perkembangan yang signifikan. Penggunaaan Plastik undtuk produk perikanan sudah lazim kita jumpai. Namun tahukah anda Plastik yang biasa kita gunakan tersebut terbuat dari beberapa bahan kimia yang mungkin bisa berbahaya bagi kesehatan manusia. Dalam memilih Plastik sebagai bahan pengemas harus bijak dan sesuai dengan standar yang ditentukan oleh pememrintah. Dalam dunia perdagangan dikenal ada plastik khusus untuk mengemas bahan pangan (food grade) dan plastik untuk mengemas bahan bukan pangan (non-food grade). Oleh karena itu bila akan memilih plastik untuk mengemas bahan dan produk pangan maka harus dipilih yang food grade.
Oleh karenanya sebelum menggunakan Plastik sebagai bahan penegmas alangkah baiknya kita menegtahui jenis-jenis Plastik dan kegunaananya. Berikut beberapa jenis Plastik yaitu:


Berdasarkan ketahanan plastik terhadap perubahan suhu, maka plastik dibagi menjadi dua, yaitu:
  • Thermoplastik, bila plastik meleleh pada suhu tertentu, melekat mengikuti perubahan suhu, bersifat reversible (dapat kembali ke bentuk semula atau mengeras bila didinginkan).
  • Termoset atau termodursisabel, jenis plastik ini tidak tidak dapat mengikuti perubahan suhu (tidak reversible). Sehingga bila pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali. Pemanasan dengan suhu tinggi tidak akan melunakkan jenis plastik ini melainkan akan membentuk arang dan terurai. Karena sifat termoset yang demikian maka bahan ini banyak digunakan sebagai tutup ketel. 
A. Jenis dan Sifat Plastik

  1. Politen atau polietilen (PE)
Polietilen merupakan film yang lunak, transparan dan fleksibel, mempunyai kekuatan benturan serta kekuatan sobek yang baik. Dengan pemanasan akan menjadi lunak dan mencair pada suhu 110°C. Berdasarkan sifat permeabilitasnya yang rendah serta sifat-sifat mekaniknya yang baik, polietilen mempunyai ketebalan 0.001 sampai 0.01 inchi, yang banyak digunakan sebagai pengemas makanan, karena sifatnya yang thermoplastik, polietilen mudah dibuat kantung dengan derajat kerapatan yang baik. Jenis plastik ini paling banyak digunakan dalam industri, karena memiliki sifat mudah dibentuk, tahan bahan kimia, jernih dan mudah dilaminasi. PE banyak digunakan untuk mengemas buah-buahan dan sayuran segar, roti, produk pangan beku dan tekstil.
Polietilen memiliki sifat:
  • Penampakan bervariasi, dari transparan hingga keruh.
  • Mudah dibentuk, lemas dan mudah ditarik.
  • Daya rentang tinggi tanpa sobek.
  • Meleleh pada suhu 120°C, sehingga banyak digunakan untuk laminasi dengan bahan lain.
  • Tidak cocok untuk digunakan mengemas bahan berlemak atau mengandung minyak.
  • Tidak cocok untuk mengemas produk beraroma karena transmisi gas cukup tinggi.
  • Tahan terhadap asam, basa, alkohol dan deterjen.
  • Dapat digunakan untuk menyimpan bahan pada suhu pembekuan hingga -50°C.
  • Kedap air dan uap air.
Berdasarkan sifat kedap air dan uap air, ada jenis yaitu: HDPE (high-density polyethylene), MDPE (medium-density polyethylene), LDPE (low-density polyethylene) dan LLDPE (linier low-density polyethylene). HDPE memiliki titik lunak, maupun sifat-sifat lainnya yang lebih tinggi dibandingkan LDPE. LLDPE umumnya lebih kuat dibandingkan dengan LDPE, tetapi sifat lainnya sama dengan LDPE.

2. Poliester atau Polietilen treptalat (PET)
PET banyak digunakan dalam laminasi (pelapisan), terutama untuk bagian luar suatu kemasan sehingga kemasan memiliki daya tahan yang lebih baik terhadap kikisan dan sobekan.

PET banyak digunakan sebagai kantong makanan yang memerlukan perlindungan, seperti buah kering, makanan beku dan permen. PET memiliki sifat :
  • Transparan (tembus pandang), bersih dan jernih.
  • Memiliki sifat beradaptasi terhadap suhu tinggi (300°C) yang sangat baik.
  • Permeabilitas uap air dan gas sangat rendah.
  • Tahan terhadap pelarut organic, seperti asam-asam dari buah-buahan, sehingga dapat digunakan untuk mengemas produk sari buah.
  • Tidak tahan terhadap asam kuat, fenol dan benzyl alkohol.
  • Kuat, tidak mudah sobek. Botol plastik yang menggunakan PET mampu menahan tekanan yang berasal dari minuman berkarbonat.
3. Polipropilen (PP)
Polipropilen sangat mirip dengan polietilen dan sifat-sifat penggunaannya juga serupa. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Monomer polypropilen diperoleh dengan pemecahan secara thermal naphtha (distalasi minyak kasar) etilen, propylene dan homologues yang lebih tinggi dipisahkan dengan distilasi pada temperatur rendah. Dengan menggunakan katalis Natta- Ziegler polypropilen dapat diperoleh dari propilen.

Polipropilen memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
  • Ringan, mudah dibentuk, transpasan dan jernih dalam bentuk film. Tetapi dalam bentuk kemasan kaku maka PP tidak transparan.
  • Kekuatan terhadap tarikan lebih besar dibandingkan PE.
  • Pada suhu rendah akan rapuh.
  • Dalam bentuk murni pada suhu -30°C mudah pecah sehingga perlu ditambahkan PE atau bahan lain untuk memperbaiki ketahanan terhadap benturan.
  • Tidak dapat digunakan untuk kemasan beku.
  • Lebih kaku dari PE dan tidak mudah sobek sehingga dalam penanganan dan distribusi.
  • Permeabilitas uap air rendah, permeabilitas gas sedang.
  • Tidak baik untuk mengemas produk yang peka terhadap oksigen.
  • Tahan terhadap suhu tinggi sampai 150°C, sehingga dapat digunakan untuk mengemas produk pangan yang memerlukan proses sterilisasi.
  • Tahan terhadap asam kuat, basa dan minyak.
  • Pada suhu tinggi PP akan bereaksi dengan benzene, silken, toluene, terpentin asam nitrat kuat.
4. Polistiren (PS)
Polistiren banyak digunakan untuk mengemas buah-buahan dan sayuran karena memiliki permiabilitas yang tinggi terhadap air dan gas. PS memiliki sifat umum sebagai berikut:
  • Lentur dan tidak mudah sobek.
  • Titik lebur 88°C, akan melunak pada suhu 90 - 95°C.
  • Tahan terhadap asam dan basa, kecuali asam pengoksidasi.
  • Akan terurai dengan ester, keton, hidrokarbon aromatik, klorin dan alkohol dengan konsentrasi yang tinggi.
  • Memiliki permeabilitas yang sangat tinggi terhadap gas dan uap air, sehingga sangat sesuai untuk mengemas bahan-bahan segar.
  • Memiliki afinitas yang tinggi terhadap debu.
  • Baik untuk bahan dasar laminasi dengan logam (aluminium).
5. Polivinil Khlorida (PVC)
PVC banyak digunakan untuk mengemas mentega, margarine, dan minyak goreng karena tahan terhadap minyak dan memiliki permeabilitas yang rendah terhadap air dan gas. PVC juga digunakan untuk mengemas perangkat keras (hardware), kosmetik, dan obat-obatan.
Sifat lain dari PVC, yaitu: tembus pandang, meskipun ada juga yang memiliki permukaaan keruh, tidak mudah sobek dan memiliki kekuatan tarik yang tinggi.

6. Poliviniliden Khlorida (PVDC)
PVDC ini sifat permeabilitasnya terhadap air dan gas rendah. Sering digunakan untuk mengemas (wrapping) produk ternak, ham atau produk yang sejenis termasuk keju. Dapat diseal (direkatkan) dengan panas akan tetapi tidak stabil bila dipanaskan pada suhu >60°C.

7. Selopan
Selopan berasal dari cello = cellulose dan diaphane = transparan). Sellopan memiliki sifat:
  • Transparan dan sangat terang.
  • Tidak bisa direkatkan dengan panas.
  • Tidak larut dalam air atau minyak.
  • Tidak dapat dilewati oksigen dan aroma.
  • Mudah dilaminasi sebagai pelapis yang baik.
  • Mudah sobek dan pada suhu dingin akan mengkerut.
8. Selulose Asetat (CA)
Selulose asetat memiliki sifat:
  • Sensitif terhadap air.
  • Akan terdekomposisi olah asam kuat, basa kuat alkohol dan ester.
  • Tidak mudah mengkerut bila dekat api.
  • Sangat jernih, mengkilap, agak kaku dan mudah sobek.
  • Terhadap benturan maka selulosa asetat lebih tahan dibandingkan HDPE namun lebih lebih lemah bila dibandingkan dengan selulosa propionate.
  • Tidak cocok untuk mengemas produk beku karena CA mudah rapuh pada suhu rendah.
  • Tahan terhadap minyak atau oli.
9. Selulosa Propionat
Selulosa propionate memliki ketahanan terhadap benturan dua kali lebih lebih besar daripada selulosa asetat, transparan, mudah dibentuk dan akan terurai oleh asam kuat, basa alkohol, keton dan ester.

10. Etil Selulosa
Etil selulosa memiliki sifat:
  • Stabil pada suhu tinggi.
  • Tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.
  • Tidak dapat menahan uap air dan gas.
  • Tidak tahan terhadap pelarut organik.
  • Tahan terhadap minyak dan oli, sehingga dapat digunakan untuk mengemas mentega, margarine dan minyak.
  • Tidak banyak terpengaruh oleh matahari.
11. Metil Selulosa
Metil selulosa banyak digunakan untuk kapsul karena memiliki sifat tahan terhadap minyak nabati dan hewani, dalam keadaan lembab tidak mudah rapuh. Akan tetapi bahan ini bila kontak langsung dengan air akan larut, semakin tinggi suhu maka akan makin banyak yang larut.

12. Nilon atau Polianida (PA)
Nilon atau polianinda memiliki sifat sebagai berikut:
  • Tidak berasa, tidak berbau, dan tidak beracun.
  • Larut dalam asam formal dan fenol.
  • Cukup kedap terhadap gas tetapi tidak kedap uap air.
  • Tahan terhadap suhu tinggi, sehingga sesuai untuk mengemas produk yang dimasak dalam kemasan seperti nasi instant dan bahan pangan yang mengalami proses sterilisasi.
  • Dapat digunakan untuk pengemasan vakum/hampa.
13. Polikarbonat (PC)
Banyak digunakan untuk mengemas jus atau sari buah, bir dan minuman yang sejenis. PC memiliki sifat:
  • Transparan dan tidak berbau.
  • Sangat kuat dan tahan panas. Cocok untuk produk yang memerlukan proses sterilisasi.
  • Tahan terhadap asam lemah, zat pereduksi atau pengoksidasi, garam, minyak, lemak dan hidrokarbon alifatik.
  • Akan terurai oleh alkali, amin, keton, ester hidrokarbon aromatic, dan beberapa alkohol.
14. Pliofilm (Karet Hidrokhlorida)
Sifat dari pliofilm, yaitu:
  • Tahan terhadap asam, alkali, lemak dan oli. Cocok untuk mengemas daging dan hasil olahannya.
  • Transmisi gas CO2 cukup tinggi untuk sayuran segar.
  • Tidak dapat menahan gas. Tidak dapat digunakan untuk mengemas produk yang dipanaskan dalam kemasan.
15. Poliuretan
Poliuretan memiliki sifat tidak berbau, tahan oksidasi, tahan terhadap minyak, lemak dan kapang. Poliuretan termasuk jenis bahan kemasan yang fleksibel.

16. Politetra Fluoroetilen (PTFE)
Jenis bahan kemasan ini memiliki sifat permukaan licin, bila dipegang seperti ada lapisan lilin dan memiliki kelebihan untuk saling melekat satu sama lain, tahan terhadap suhu dari -100 hingga 200°C. Disamping itu jenis kemasan ini inert (tidak tahan) terhadap bahan kimia dan tahan terhadap hampir semua jenis bahan kimia.
- Low Density Polyethylen (LDPE)
Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah kuat, agak tembus cahaya, fleksibel dan permukaan agak berlemak. Pada suhu di bawah 60°C sangat resisten terhadap senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, akan tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen, sedangkan jenis plastik HDPE mempunyai sifat lebih kaku, lebih keras, kurang tembus cahaya dan kurang terasa berlemak.
- High Density Polyethylen (HDPE)
Pada polietilen jenis low density terdapat sedikit cabang pada rantai antara molekulnya yang menyebabkan plastik ini memiliki densitas yang rendah, sedangkan high density mempunyai jumlah rantai cabang yang lebih sedikit dibanding jenis low density. Dengan demikian, high density memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Ikatan hidrogen antar molekul juga berperan dalam menentukan titik leleh plastik.

B. Pemilihan Kemasan Plastik Untuk Bahan Pangan
Sekarang telah terjadi perubahan permintaan konsumen dan pasar akan produk pangan, dimana konsumen menuntut produk pangan yang: bermutu tinggi, dapat disiapkan di rumah, segar, mutu seragam. Hal ini menyebabkan kemasan plastik merupakan pilihan yanng paling tepat, karena dapat memenuhi semua tuntutan konsumen seperti di atas. Jenis-jenis plastik yang ada di pasaran sangat beragam, sehingga perlu pengetahuan yang baik untuk dapat menentukan jenis kemasan plastik yang tepat untuk  pengemasan produk pangan. Kesalahan dalam memilih jenis kemasan yang tepat, dapat menyebabkan rusaknya bahan pangan yang dikemas.
Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan sebelum memilih jenis kemasan adalah: kemasan tersebut harus dapat melindungi produk dari kerusakan fisik dan mekanis, mempunyai daya lindung yang baik terhadap gas dan uap air, harus dapat melindungi dari sinar ultra violet, tahan terhadap bahan kimia. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan ini maka kita dapat menentukan jenis kemasan yang sesuai dengan produk yang akan dikemas.


1. Produk Susu
Kemasan plastik yang sesuai untuk produk-produk susu adalah LDPE dan HDPE. Kemasan yang baik untuk keju harus yang bersifat kedap terhadap uap air dan gas yang baik, misalnya nilon/ Polietilen, Selulosa, polietilen dan PET/PE.
2. Daging dan Ikan
  • Daging segar dikemas dengan PVC yang permeabilitasnya terhadap uap air dan gas tinggi.
  • Daging beku dikemas dengan LDPE dan LDPE nilon.
  • Unggas dikemas dengan kantung laminasi dari etilen vinil asetat/polietilen (EVA/PE).
  • Daging masak dan bacon dengan E/PVDC/PA/PT/PETT atau kemasan vakum.
  • Ikan dan ikan beku dikemas dengan HDPE atau LDPE.
3. Produk Roti
  • Roti yang mengandung humektan dikemas dengan kemasan kedap air.
  • Roti yang bertekstur renyah dengan kemasan kedap udara.
  • Cake (bolu) agar tidak kering dan bau apek dikemas dengan selulosa berlapis atau OPP
4. Makanan Kering dan Serealia
ntuk makanan kering dan serealia dikemas dengan kemasan kedap uap air dan gas seperti LDPE berlapis kertas atau LDPE/aluminium foil.
5. Makanan Yang Diolah
  • Untuk makanan yang stabil seperti selai dan acar kemasan yang digunakan adalah plastik fleksibel dan jika akan diolah lagi digunakan gelas atau kaleng.
  • Konstruksi lapisan yang dibutuhkan untuk retort pouch adalah bahan-bahan seperti poliester atau poliamida/ aluminium foil/HDPE atau PEPP kopolimer.
  • Kemasan sekunder yang digunakan untuk distribusi adalah karton.
6. Buah dan Sayur Segar
Kemasan yang dipilih adalah kemasan yang mempunyai permeabilitas yang tinggi terhadap  CO2 agar dapat mengeluarkan CO2 dari produk sebagai hasil dari proses pernafasan. Jenis kemasan yang sesuai adalah polistiren busa seperi LDPE, EVA, ionomer atau plastik PVC.
7. Kopi
  • Dikemas dengan kemasan hampa seperti foil atau poliester yang sudah dimetalisasi dan PE.
  • Untuk kemasan kopi instan digunakan PVC yang dilapisi dengan PVDC, tapi harganya masih terlalu mahal.
8. Lemak dan Minyak
Digunakan kemasan PVC yang bersih dan mengkilap. Pengemasan mentega dan margarin dilakukan dengan polistiren.
9. Selai dan Manisan
  • Dahulu digunakan polistiren dengan pencetakan injeksi.
  • Saat ini digunakan PVC berbentuk lembaran.
10. Minuman
Untuk minuman berkarbonasi maka dipilih kemasan yang kuat, tahan umbukan dan benturan, tidak tembus cahaya dan permeabilitasnya terhadap gas rendah, sehingga jenis kemasan yang sesuai adalah poliakrilonitril.
Untuk minuman yang tidak berkarbonasi maka dipilih kemasan berbentuk botol yang mengalami proses ekstrusi yaitu Lamicon yang berasal dari PE dan lamipet (bahan yang mengandung 95% polivinil asetat saponifiliasi).
11. Bahan Pangan lain
Garam dikemas dengan HDPE karena sifat perlindungannya terhadap kelembaban yang tinggi. Bumbu masak dikemas dengan LDPE yang fleksibel. Makanan beku dengan LDPE dan EVA.
Demikian sekilas yang dapat duraikan beberapa jenis dan sifat Plastik serta kegunaanya. Semoga kita sebagai masyarakat dapat bijak dalam memilih bahan pengemas dari Plastik. Sedapat mungkin kita dapat mengurangi penggunaan Plastik dalam kehidupan sehari-harai karena penggunaan Plastik menimbulkan masalah baru yaitu berupa sampah. Plastik adalah salah satu bahan yang susah untuk diurai dan membutuhkan waktu samapai ratuasan tahun untuk dapat mengurai Plastik secara alami.

Sumber referensi
http://www.smallcrab.com/others/706-plastik-sebagai-bahan-pengemas-makanan
http://uniqpost.com/33990/mengenal-simbol-kode-jenis-plastik-dan-bahayanya