Plastik
merupakan salah satu bahan yang sering kita jumpai dimana-mana, baik itu di
pasar, di swalayan, di rumah bahkan dikebun pun kita sering menemukan Plastik. Plastik
digunakan untuk membungkus berbagai macam bahan, mulai dari bahan keras maupun lunak,
bahan non pangan dan bahan pangan. Diera moedernisasi Plastik oleh masyarakat
digunakan sebagai bahan kemasan. Karena bentuknya yang simple dan praktis serta
mudah didapatkan adalah alas an masyarakat lebihn cendreung menggunakan Plastik
dibanding dengan bahan penegmas atau pembungkus lainnya. Selain itu Plastik
juga tahan air sehingga dapat melindungi bahan yang dikemas.
Seiring perkembangan zaman Plastik dikenal oleh semua
kalangan masyarakat di dunia dan digunakan untuk beragam jenis keperluan.salah
satunya adalah digunakan sebagai pembungkus makanan. Contoh produk yang dikemas menggunakan
plastik fleksibel yaitu keripik, tahu, tempe dan termasuk produk perikanan.
Sedangkan untuk mengemas produk yang memerlukan perlindungan seperti produk
yang berbentuk cair atau pasta maka digunakan plastik yang kaku namun bisa
dibentuk, misalnya kemasan dalam bentuk botol, kotak atau jerigen plastik.
Produk perikanan yang
tergolong dalam kategori pangan juga banyak dikemas menggunakan Plastik.
Apalagi saati ini industry perikanan sudah mengalami perkembangan yang
signifikan. Penggunaaan Plastik undtuk produk perikanan sudah lazim kita
jumpai. Namun tahukah anda Plastik yang biasa kita gunakan tersebut terbuat
dari beberapa bahan kimia yang mungkin bisa berbahaya bagi kesehatan manusia.
Dalam memilih Plastik sebagai bahan pengemas harus bijak dan sesuai dengan
standar yang ditentukan oleh pememrintah. Dalam dunia perdagangan dikenal ada
plastik khusus untuk mengemas bahan pangan (food grade) dan plastik untuk
mengemas bahan bukan pangan (non-food grade). Oleh karena itu bila akan memilih
plastik untuk mengemas bahan dan produk pangan maka harus dipilih yang food
grade.
Oleh karenanya sebelum menggunakan Plastik sebagai bahan
penegmas alangkah baiknya kita menegtahui jenis-jenis Plastik dan kegunaananya.
Berikut beberapa jenis Plastik yaitu:
Berdasarkan ketahanan plastik terhadap perubahan suhu, maka
plastik dibagi menjadi dua, yaitu:
- Thermoplastik,
bila plastik meleleh pada suhu tertentu, melekat mengikuti perubahan suhu,
bersifat reversible (dapat kembali ke bentuk semula atau mengeras bila
didinginkan).
- Termoset
atau termodursisabel, jenis plastik ini tidak tidak
dapat mengikuti perubahan suhu (tidak reversible). Sehingga bila
pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali.
Pemanasan dengan suhu tinggi tidak akan melunakkan jenis plastik ini
melainkan akan membentuk arang dan terurai. Karena sifat termoset yang
demikian maka bahan ini banyak digunakan sebagai tutup ketel.
A.
Jenis dan Sifat Plastik
- Politen
atau polietilen (PE)
Polietilen merupakan film yang
lunak, transparan dan fleksibel, mempunyai kekuatan benturan serta kekuatan
sobek yang baik. Dengan pemanasan akan menjadi lunak dan mencair pada suhu
110°C. Berdasarkan sifat permeabilitasnya yang rendah serta sifat-sifat
mekaniknya yang baik, polietilen mempunyai ketebalan 0.001 sampai 0.01 inchi,
yang banyak digunakan sebagai pengemas makanan, karena sifatnya yang thermoplastik,
polietilen mudah dibuat kantung dengan derajat kerapatan yang baik. Jenis
plastik ini paling banyak digunakan dalam industri, karena memiliki sifat mudah
dibentuk, tahan bahan kimia, jernih dan mudah dilaminasi. PE banyak digunakan
untuk mengemas buah-buahan dan sayuran segar, roti, produk pangan beku dan
tekstil.
Polietilen memiliki sifat:
- Penampakan
bervariasi, dari transparan hingga keruh.
- Mudah
dibentuk, lemas dan mudah ditarik.
- Daya
rentang tinggi tanpa sobek.
- Meleleh
pada suhu 120°C, sehingga banyak digunakan untuk laminasi dengan bahan
lain.
- Tidak
cocok untuk digunakan mengemas bahan berlemak atau mengandung minyak.
- Tidak
cocok untuk mengemas produk beraroma karena transmisi gas cukup tinggi.
- Tahan
terhadap asam, basa, alkohol dan deterjen.
- Dapat
digunakan untuk menyimpan bahan pada suhu pembekuan hingga -50°C.
- Kedap
air dan uap air.
Berdasarkan sifat kedap air dan uap air, ada jenis yaitu: HDPE (high-density
polyethylene), MDPE (medium-density polyethylene), LDPE (low-density polyethylene)
dan LLDPE (linier low-density polyethylene). HDPE memiliki titik lunak,
maupun sifat-sifat lainnya yang lebih tinggi dibandingkan LDPE. LLDPE umumnya
lebih kuat dibandingkan dengan LDPE, tetapi sifat lainnya sama dengan LDPE.
2. Poliester atau Polietilen treptalat
(PET)
PET banyak digunakan dalam laminasi
(pelapisan), terutama untuk bagian luar suatu kemasan sehingga kemasan memiliki
daya tahan yang lebih baik terhadap kikisan dan sobekan.
PET banyak digunakan sebagai kantong makanan yang memerlukan perlindungan,
seperti buah kering, makanan beku dan permen. PET memiliki sifat :
- Transparan
(tembus pandang), bersih dan jernih.
- Memiliki
sifat beradaptasi terhadap suhu tinggi (300°C) yang sangat baik.
- Permeabilitas
uap air dan gas sangat rendah.
- Tahan
terhadap pelarut organic, seperti asam-asam dari buah-buahan, sehingga
dapat digunakan untuk mengemas produk sari buah.
- Tidak
tahan terhadap asam kuat, fenol dan benzyl alkohol.
- Kuat,
tidak mudah sobek. Botol plastik yang menggunakan PET mampu menahan tekanan
yang berasal dari minuman berkarbonat.
3. Polipropilen (PP)
Polipropilen sangat mirip dengan polietilen dan sifat-sifat
penggunaannya juga serupa. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya
tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap
suhu tinggi dan cukup mengkilap. Monomer polypropilen diperoleh dengan
pemecahan secara thermal naphtha (distalasi minyak kasar) etilen, propylene dan
homologues yang lebih tinggi dipisahkan dengan distilasi pada temperatur
rendah. Dengan menggunakan katalis Natta- Ziegler polypropilen dapat diperoleh
dari propilen.
Polipropilen memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
- Ringan,
mudah dibentuk, transpasan dan jernih dalam bentuk film. Tetapi dalam
bentuk kemasan kaku maka PP tidak transparan.
- Kekuatan
terhadap tarikan lebih besar dibandingkan PE.
- Pada
suhu rendah akan rapuh.
- Dalam
bentuk murni pada suhu -30°C mudah pecah sehingga perlu ditambahkan PE
atau bahan lain untuk memperbaiki ketahanan terhadap benturan.
- Tidak
dapat digunakan untuk kemasan beku.
- Lebih
kaku dari PE dan tidak mudah sobek sehingga dalam penanganan dan
distribusi.
- Permeabilitas
uap air rendah, permeabilitas gas sedang.
- Tidak
baik untuk mengemas produk yang peka terhadap oksigen.
- Tahan
terhadap suhu tinggi sampai 150°C, sehingga dapat digunakan untuk mengemas
produk pangan yang memerlukan proses sterilisasi.
- Tahan
terhadap asam kuat, basa dan minyak.
- Pada
suhu tinggi PP akan bereaksi dengan benzene, silken, toluene, terpentin
asam nitrat kuat.
4. Polistiren (PS)
Polistiren banyak digunakan untuk mengemas buah-buahan dan
sayuran karena memiliki permiabilitas yang tinggi terhadap air dan gas. PS
memiliki sifat umum sebagai berikut:
- Lentur
dan tidak mudah sobek.
- Titik
lebur 88°C, akan melunak pada suhu 90 - 95°C.
- Tahan
terhadap asam dan basa, kecuali asam pengoksidasi.
- Akan
terurai dengan ester, keton, hidrokarbon aromatik, klorin dan alkohol
dengan konsentrasi yang tinggi.
- Memiliki
permeabilitas yang sangat tinggi terhadap gas dan uap air, sehingga sangat
sesuai untuk mengemas bahan-bahan segar.
- Memiliki
afinitas yang tinggi terhadap debu.
- Baik
untuk bahan dasar laminasi dengan logam (aluminium).
5. Polivinil Khlorida (PVC)
PVC banyak digunakan untuk mengemas mentega, margarine, dan
minyak goreng karena tahan terhadap minyak dan memiliki permeabilitas yang
rendah terhadap air dan gas. PVC juga digunakan untuk mengemas perangkat keras
(hardware), kosmetik, dan obat-obatan.
Sifat lain dari PVC, yaitu: tembus pandang, meskipun ada juga yang memiliki
permukaaan keruh, tidak mudah sobek dan memiliki kekuatan tarik yang tinggi.
6. Poliviniliden Khlorida (PVDC)
PVDC ini sifat permeabilitasnya terhadap air dan gas rendah.
Sering digunakan untuk mengemas (wrapping) produk ternak, ham atau produk yang
sejenis termasuk keju. Dapat diseal (direkatkan) dengan panas akan tetapi tidak
stabil bila dipanaskan pada suhu >60°C.
7. Selopan
Selopan berasal dari cello = cellulose dan diaphane =
transparan). Sellopan memiliki sifat:
- Transparan
dan sangat terang.
- Tidak
bisa direkatkan dengan panas.
- Tidak
larut dalam air atau minyak.
- Tidak
dapat dilewati oksigen dan aroma.
- Mudah
dilaminasi sebagai pelapis yang baik.
- Mudah
sobek dan pada suhu dingin akan mengkerut.
8. Selulose Asetat (CA)
Selulose asetat memiliki sifat:
- Sensitif
terhadap air.
- Akan
terdekomposisi olah asam kuat, basa kuat alkohol dan ester.
- Tidak
mudah mengkerut bila dekat api.
- Sangat
jernih, mengkilap, agak kaku dan mudah sobek.
- Terhadap
benturan maka selulosa asetat lebih tahan dibandingkan HDPE namun lebih
lebih lemah bila dibandingkan dengan selulosa propionate.
- Tidak
cocok untuk mengemas produk beku karena CA mudah rapuh pada suhu rendah.
- Tahan
terhadap minyak atau oli.
9. Selulosa Propionat
Selulosa propionate memliki ketahanan terhadap benturan dua
kali lebih lebih besar daripada selulosa asetat, transparan, mudah dibentuk dan
akan terurai oleh asam kuat, basa alkohol, keton dan ester.
10. Etil Selulosa
Etil selulosa memiliki sifat:
- Stabil
pada suhu tinggi.
- Tidak
berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.
- Tidak
dapat menahan uap air dan gas.
- Tidak
tahan terhadap pelarut organik.
- Tahan
terhadap minyak dan oli, sehingga dapat digunakan untuk mengemas mentega,
margarine dan minyak.
- Tidak
banyak terpengaruh oleh matahari.
11. Metil Selulosa
Metil selulosa banyak digunakan untuk kapsul karena memiliki
sifat tahan terhadap minyak nabati dan hewani, dalam keadaan lembab tidak mudah
rapuh. Akan tetapi bahan ini bila kontak langsung dengan air akan larut,
semakin tinggi suhu maka akan makin banyak yang larut.
12. Nilon atau Polianida (PA)
Nilon atau polianinda memiliki sifat sebagai berikut:
- Tidak
berasa, tidak berbau, dan tidak beracun.
- Larut
dalam asam formal dan fenol.
- Cukup
kedap terhadap gas tetapi tidak kedap uap air.
- Tahan
terhadap suhu tinggi, sehingga sesuai untuk mengemas produk yang dimasak
dalam kemasan seperti nasi instant dan bahan pangan yang mengalami proses
sterilisasi.
- Dapat
digunakan untuk pengemasan vakum/hampa.
13. Polikarbonat (PC)
Banyak digunakan untuk mengemas jus atau sari buah, bir dan
minuman yang sejenis. PC memiliki sifat:
- Transparan
dan tidak berbau.
- Sangat
kuat dan tahan panas. Cocok untuk produk yang memerlukan proses
sterilisasi.
- Tahan
terhadap asam lemah, zat pereduksi atau pengoksidasi, garam, minyak, lemak
dan hidrokarbon alifatik.
- Akan
terurai oleh alkali, amin, keton, ester hidrokarbon aromatic, dan beberapa
alkohol.
14. Pliofilm (Karet Hidrokhlorida)
Sifat dari pliofilm, yaitu:
- Tahan
terhadap asam, alkali, lemak dan oli. Cocok untuk mengemas daging dan
hasil olahannya.
- Transmisi
gas CO2 cukup tinggi untuk sayuran segar.
- Tidak
dapat menahan gas. Tidak dapat digunakan untuk mengemas produk yang
dipanaskan dalam kemasan.
15. Poliuretan
Poliuretan memiliki sifat tidak berbau, tahan oksidasi,
tahan terhadap minyak, lemak dan kapang. Poliuretan termasuk jenis bahan
kemasan yang fleksibel.
16. Politetra Fluoroetilen (PTFE)
Jenis bahan kemasan ini memiliki sifat permukaan licin, bila
dipegang seperti ada lapisan lilin dan memiliki kelebihan untuk saling melekat
satu sama lain, tahan terhadap suhu dari -100 hingga 200°C. Disamping itu jenis
kemasan ini inert (tidak tahan) terhadap bahan kimia dan tahan terhadap hampir
semua jenis bahan kimia.
- Low Density Polyethylen (LDPE)
Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah kuat, agak tembus
cahaya, fleksibel dan permukaan agak berlemak. Pada suhu di bawah 60°C sangat
resisten terhadap senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik,
akan tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen, sedangkan jenis
plastik HDPE mempunyai sifat lebih kaku, lebih keras, kurang tembus cahaya dan
kurang terasa berlemak.
- High Density Polyethylen (HDPE)
Pada polietilen jenis low density terdapat sedikit cabang
pada rantai antara molekulnya yang menyebabkan plastik ini memiliki densitas
yang rendah, sedangkan high density mempunyai jumlah rantai cabang yang lebih
sedikit dibanding jenis low density. Dengan demikian, high density memiliki
sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi.
Ikatan hidrogen antar molekul juga berperan dalam menentukan titik leleh
plastik.
B. Pemilihan Kemasan Plastik Untuk Bahan Pangan
Sekarang telah terjadi perubahan permintaan konsumen dan
pasar akan produk pangan, dimana konsumen menuntut produk pangan yang: bermutu
tinggi, dapat disiapkan di rumah, segar, mutu seragam. Hal ini menyebabkan
kemasan plastik merupakan pilihan yanng paling tepat, karena dapat memenuhi
semua tuntutan konsumen seperti di atas. Jenis-jenis plastik yang ada di
pasaran sangat beragam, sehingga perlu pengetahuan yang baik untuk dapat
menentukan jenis kemasan plastik yang tepat untuk pengemasan produk
pangan. Kesalahan dalam memilih jenis kemasan yang tepat, dapat menyebabkan
rusaknya bahan pangan yang dikemas.
Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan sebelum memilih jenis kemasan
adalah: kemasan tersebut harus dapat melindungi produk dari kerusakan fisik dan
mekanis, mempunyai daya lindung yang baik terhadap gas dan uap air, harus dapat
melindungi dari sinar ultra violet, tahan terhadap bahan kimia. Berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan ini maka kita dapat menentukan jenis kemasan yang
sesuai dengan produk yang akan dikemas.
1. Produk Susu
Kemasan plastik yang sesuai untuk produk-produk susu adalah
LDPE dan HDPE. Kemasan yang baik untuk keju harus yang bersifat kedap terhadap
uap air dan gas yang baik, misalnya nilon/ Polietilen, Selulosa, polietilen dan
PET/PE.
2. Daging dan Ikan
- Daging
segar dikemas dengan PVC yang permeabilitasnya terhadap uap air dan gas
tinggi.
- Daging
beku dikemas dengan LDPE dan LDPE nilon.
- Unggas
dikemas dengan kantung laminasi dari etilen vinil asetat/polietilen
(EVA/PE).
- Daging
masak dan bacon dengan E/PVDC/PA/PT/PETT atau kemasan vakum.
- Ikan
dan ikan beku dikemas dengan HDPE atau LDPE.
3. Produk Roti
- Roti
yang mengandung humektan dikemas dengan kemasan kedap air.
- Roti
yang bertekstur renyah dengan kemasan kedap udara.
- Cake
(bolu) agar tidak kering dan bau apek dikemas dengan selulosa berlapis
atau OPP
4. Makanan Kering dan Serealia
ntuk makanan kering dan serealia dikemas dengan kemasan
kedap uap air dan gas seperti LDPE berlapis kertas atau LDPE/aluminium foil.
5. Makanan Yang Diolah
- Untuk
makanan yang stabil seperti selai dan acar kemasan yang digunakan adalah
plastik fleksibel dan jika akan diolah lagi digunakan gelas atau kaleng.
- Konstruksi
lapisan yang dibutuhkan untuk retort pouch adalah bahan-bahan seperti
poliester atau poliamida/ aluminium foil/HDPE atau PEPP kopolimer.
- Kemasan
sekunder yang digunakan untuk distribusi adalah karton.
6. Buah dan Sayur Segar
Kemasan yang dipilih adalah kemasan yang mempunyai
permeabilitas yang tinggi terhadap CO2 agar dapat mengeluarkan CO2 dari
produk sebagai hasil dari proses pernafasan. Jenis kemasan yang sesuai adalah
polistiren busa seperi LDPE, EVA, ionomer atau plastik PVC.
7. Kopi
- Dikemas
dengan kemasan hampa seperti foil atau poliester yang sudah dimetalisasi
dan PE.
- Untuk
kemasan kopi instan digunakan PVC yang dilapisi dengan PVDC, tapi harganya
masih terlalu mahal.
8. Lemak dan Minyak
Digunakan kemasan PVC yang bersih dan mengkilap. Pengemasan
mentega dan margarin dilakukan dengan polistiren.
9. Selai dan Manisan
- Dahulu
digunakan polistiren dengan pencetakan injeksi.
- Saat
ini digunakan PVC berbentuk lembaran.
10. Minuman
Untuk minuman berkarbonasi maka dipilih kemasan yang kuat,
tahan umbukan dan benturan, tidak tembus cahaya dan permeabilitasnya terhadap
gas rendah, sehingga jenis kemasan yang sesuai adalah poliakrilonitril.
Untuk minuman yang tidak berkarbonasi maka dipilih kemasan
berbentuk botol yang mengalami proses ekstrusi yaitu Lamicon yang berasal dari
PE dan lamipet (bahan yang mengandung 95% polivinil asetat saponifiliasi).
11. Bahan Pangan lain
Garam dikemas dengan HDPE karena sifat perlindungannya
terhadap kelembaban yang tinggi. Bumbu masak dikemas dengan LDPE yang
fleksibel. Makanan beku dengan LDPE dan EVA.
Demikian sekilas yang dapat duraikan beberapa jenis dan
sifat Plastik serta kegunaanya. Semoga kita sebagai masyarakat dapat bijak
dalam memilih bahan pengemas dari Plastik. Sedapat mungkin kita dapat
mengurangi penggunaan Plastik dalam kehidupan sehari-harai karena penggunaan Plastik
menimbulkan masalah baru yaitu berupa sampah. Plastik adalah salah satu bahan
yang susah untuk diurai dan membutuhkan waktu samapai ratuasan tahun untuk
dapat mengurai Plastik secara alami.
Sumber referensi
http://www.smallcrab.com/others/706-plastik-sebagai-bahan-pengemas-makanan
http://uniqpost.com/33990/mengenal-simbol-kode-jenis-plastik-dan-bahayanya